BAYI TERTUKAR?
Liputan6.com mengatakan:
Bayi Diduga Tertukar, Suami Istri Kaget
Liputan6.com, Kudus: Sepasang suami istri asal Kudus, Jawa Tengah, terkejut melihat buah hati mereka. Bayi yang dilahirkan 26 April lalu itu rupanya berjenis kelamin perempuan. Padahal, Giyanto dan Sulastin ingat betul saat dokter mengatakan bayi mereka berjenis kelamin laki-laki.
Dugaan tertukarnya bayi diketahui tetangga kedua pasangan, saat membantu mengganti popok bayi. Hingga Rabu (4/5), Giyanto dan Sulastin belum bersedia memberikan keterangan apa pun lantaran masih shok.
Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu Pujianto membantah terjadi kekeliruan. Menurutnya, proses persalinan diawasi begitu ketat, dari awal kelahiran hingga kepulangan bayi. Pujianto mengatakan, kemungkinan hal itu terjadi kasus ketidakjelasan alat kelamin atau ambigous genitalia.
Pihak RS Mardi Rahayu akan menemui Giyanto dan Sulastin untuk menyelesaikan kasus itu, termasuk melakukan tes DNA bila diperlukan.
Rumah Sakit Tetap Bantah Bayi Tertukar
Liputan6.com, Kudus: Rumah Sakit Mardi Rahayu, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (6/5), tetap membantah bahwa telah terjadi kasus bayi tertukar. Terdapat empat bidan dan seorang perawat saat bayi milik pasangan Giyanto dan Suratin itu lahir.Pernyataan tersebut dilontarkan Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, Pujianto. Ia tetap bertahan bahwa prosedur dan pengamanan kelahiran sudah sesuai aturan. Bahkan terdapat sistem kamera CCTV di beberapa titik yang mengawasi jalannya persalinan.
Belum lama ini Giyanto dan Suratin telah melakukan tes DNA terhadap bayi mereka yang diduga tertukar. Bila hasil tes negatif, Pujianto berencana mengecek semua bayi yang lahir bersamaan dengan bayi Giyanto dan Suratin. Pada akhir April lalu, terdapat satu kelahiran bayi secara caesar dan lima lainnya secara normal.
Saat ini Sugiarto dan Suratin masih harus menunggu tiga pekan untuk mendapat kepastian.
Hasil Tes DNA Keluar Tiga Pekan Lagi
Liputan6.com, Semarang: Pasangan Sugiarto dan Suratin masih harus menunggu tiga pekan lagi untuk mendapat kepastian identitas bayi mereka yang diduga tertukar di Rumah Sakit Mardi Rahayu, Kudus, Jawa Tengah. Pasalnya, saat ini bayi perempuan yang diberi nama Siti Mutmainah sedang menjalani tes DNA di Rumah Sakit Karyadi, Semarang. Namun hasil tes baru diketahui dua hingga tiga pekan mendatang.Dalam tes DNA, bayi perempuan itu diambil sampel darahnya. Demikian pula dengan orangtuanya, Sugiarto dan Suratin. Dengan tes DNA itu diharapkan bisa diketahui apakah bayi Siti Mutmainah adalah keturunan Sugiarto dan Suratin atau bukan?
Seperti diberitakan, pada 26 April silam, Suratin melahirkan di RS Mardi Rahayu, Kudus, Jateng. Dokter menyatakan bayinya laki-laki. Namun tiga hari kemudian, saat sang bayi dibawa pulang ke rumah terungkap bahwa jenis kelamin bayi adalah perempuan.
Keluarga bingung. Mereka dan rumah sakit akhirnya sepakat untuk melakukan tes DNA. Semula RS Mardi Rayahu bersikeras tidak ada bayi yang tertukar. Namun mereka mengakui bahwa saat Suratin melahirkan, ada dua pasien lain yang melahirkan melalui operasi caesar.
Tim Medis Periksa DNA Bayi Diduga Tertukar
Liputan6.com, Kudus: Kasus bayi tertukar di Kudus, Jawa Tengah, terus berlanjut. Buat memastikan identitas bayi yang diduga tertukar, bayi tersebut dibawa ke Rumah Sakit dokter Karyadi, Semarang, Jateng, Kamis (5/5), untuk diperiksa asam deoksiribonukleat (DNA).Sementara, berdasarkan pantauan SCTV, rumah pasangan Giyanto dan Sulastin di Desa Jepang, Kudus, Jawa Tengah, beberapa hari terakhir tertutup rapat. Menurut warga, suami istri itu memang sengaja mengurung diri di dalam rumah. Menutup diri. Itulah sikap yang diambil Giyanto dan Sulastin setelah mendapati kenyataan pahit, bayi mereka tertukar di rumah sakit.
Pada 26 April silam, Sulastin melahirkan bayi di Rumah Sakit Mardi Rahayu, Kudus. Dokter yang membantu persalinan menyampaikan kabar gembira itu bahwa bayi Sulatin laki-laki. Tiga hari hari kemudian, sang bayi dibawa pulang. Saat membantu mengganti popok, seorang tetangga bernama Suwarni kaget lantaran bayi itu ternyata perempuan.
"Ya, dibuka bu Suwarni itu. Dia ingin lihat jenis kelaminnya yang katanya laki-laki. Waktu dilihat, ternyata perempuan...," ucap Nuryanti, tetangga lainnya.
Pihak rumah sakit membantah dugaan ada bayi tertukar. Namun pada hari Sulastin melahirkan, memang ada dua pasien yang melahirkan melalui operasi caesar.
ANTARA JATENG.com mengatakan:
RS Mardi Rahayu Bantah Bayi Tertukar
ANTARA - Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, Jawa Tengah, membantah kasus bayi tertukar di rumah sakit itu menyusul informasi yang berkembang berubahnya bayi berjenis kelamin perempuan dari hasil identifikasi sebelumnya yang laki-laki.Bayi tersebut merupakan anak pasangan suami istri berasal dari Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus.
"Prosedur yang diberlakukan di RS Mardi Rahayu terhadap setiap pasien yang melakukan persalinan cukup ketat. Salah satunya, setelah bayi lahir langsung mendapat gelang identitas yang berisi nama dan nomor rekam medis yang dipakai di pergelangan tangan bayi," kata Direktur Umum Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, Pujianto, Senin.
Hal itu dikatakannya menanggapi isu bayi anak pasangan Gianto dan Sulapin tertukar saat lahir di RS Mardi Rahayu Kudus.
Orang tua bayi, katanya, mendapatkan gelang yang sama dengan identitas yang sama dengan bayinya itu, untuk memudahkan proses identifikasi maupun untuk mencegah terjadinya bayi tertukar.
Selain itu, lanjut dia, rumah sakit juga melakukan stempel kaki sebagai tambahan identitas bayi guna mencegah kemungkinan terjadinya pertukaran bayi.
Dengan prosedur yang diterapkan rumah sakit, katanya, kemungkinan terjadinya kasus bayi tertukar sangat kecil.
"Gelang identitas yang dipakai hanya bisa dilepas dengan cara dipotong," ujarnya.
Usai persalinan, katanya, bayi tersebut diperlihatkan kepada orang tuanya bahwa bayinya lahir berjenis kelamin laki-laki.
Setelah itu, lanjut dia, bayi mendapat perawatan di ruang khusus bayi dan terpisah dengan orang tuanya karena prosedur perawatan di RS Mardi Rahayu menganut sistem perawatan parsial.
"Artinya, pada waktu tertentu bayi akan diberikan kepada orang tuanya, terutama saat menyusui," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, selama dirawat, orang tua bayi tidak pernah melihat jenis kelamin anak pertamanya itu.
"Jika mereka ingin mengetahui jenis kelaminnya, tentu akan ditunjukkan," ujarnya.
Ia menambahkan, pasien yang bernama Sulapin warga Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus, merupakan pasien rujukan bidan dari desa setempat.
"Pasien tersebut mendaftar di rumah sakit untuk menjalani proses persalinan tanggal 26 April 2011, sekitar pukul 14.45 WIB," ujarnya.
Proses persalinan Sulapin, katanya, melalui bedah cesar dan bayi berhasil dikeluarkan sekitar pukul 21.50 WIB.
Saat proses persalinan, katanya, bersamaan dengan proses persalinan pasien lain yang juga melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki.
"Ruang persalinan kedua pasien tersebut berbeda dan dokter yang menanganinya juga berbeda," ujarnya menjelaskan.
Ia menambahkan, apabila terjadi pertukaran bayi, dimungkinkan orang lain yang memiliki bayi tertukar tentunya akan melakukan komplain.
Terkait dengan persoalan tersebut, katanya, RS Mardi Rahayu Kudus akan melakukan pembicaraan dengan orang tua bayi, menyusul jadwal kontrol akan dimulai Selasa (3/5) besok.
"Jika orang tua tidak keberatan, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.
Sementara itu, Gianto yang merupakan orang tua bayi yang dikabarkan tertukar dengan bayi perempuan ketika ditemui di rumahnya enggan berkomentar terkait dengan kasus yang terjadi pada anaknya itu.
"Urusan anak, saya anggap selesai," ujarnya sambil masuk ke dalam rumahnya.
Berdasarkan informasi dari warga sekitar, orang tua bayi baru mengetahui jenis kelamin anaknya ternyata perempuan ketika dibawa pulang dari rumah sakit pada Jumat (29/4) lalu.
Orang pertama yang mengetahui anaknya berjenis kelamin perempuan justru tetangganya, ketika ingin mengetahui jenis kelamin anaknya yang dikatakan orang tuanya berjenis kelamin laki-laki.
Ternyata, setelah salah seorang tetangganya itu melihat secara langsung terkejut karena jenis kelaminnya perempuan.
Hal tersebut, juga membuat pasangan Gianto dan Sulapin terkejut dan sempat tidak mempercayai kenyataan tersebut.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Penyunting : M Hari Atmoko
Penyunting : M Hari Atmoko
{Apapun yang terjadi, ini semestinya menjadi pelajaran bagi kita sebagai tenaga medis/paramedis untuk lebih teliti lagi dalam bekerja. Bravo buat rekan2 di Rumah Sakit Mardi Rahayu... Jessus Bless You}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar